Kamu tahu ga? Kenapa Korut dan Korsel itu rasanya pengin tawuraan terus??
Alasannya itu bukan karena disenggol atau diplototin. Tapi karena dulu pernah perang 3 tahun, tapi udah capek. Jadi istirahat dulu.
27 Juli 1953, Korut dan Korsel itu sepakat untuk gencatan senjata. Bahasa sininya: Wis disit. Kesel. Gampang ngesuk lanjut maning.
Tapi kebablasen sampai sekarang belum dilanjut-lanjut. Makannya dari dulu tuh sering banget denger berita Korut ancam Korsel, Korut ancam AS, Korut ancam pakai nuklir. Gituuuu teruss. Ga perang-perang.
Aku ceritain dulu sejarah singkatnya ya gaes. Kenapa dulu mereka bisa perang.
Tadinya, Korut dan Korsel itu 1 negara yang dijajah sama Jepang.
Nah, ketika Jepang dijatuhi bom atom di Nagasaki dan Hiroshima, Jepang menyerah pada sekutu. Lalu Amerika dan Soviet itu ke Korea. Katanya pengin bantu dan melepaskan Korea dari Jepang.
Soviet datang dari arah utara, US datang dari arah selatan. Singkatnya, Soviet dan Amerika dengan sepihak membagi dua wilayah Korea.
Soviet dapat bagian Korea Utara. Amerika dapat bagian Korea Selatan.
Karena Soviet itu komunis dan US itu demokrasi, jadi Korut ikut komunis kaya Soviet. Korut dekat dengan China yang komunis juga. Korsel pun ikut demokarsi seperti Amerika.
Tapi, keputusan Korsel yang ikut demokratis dianggap Korut sebagai pembangkangan, pembelotan. Sehingga Korut ingin menyatukan kembali wilayah Korsel biar jadi satu dan memiliki ideologi yang sama.
Apalah daya, salah satu petinggi Korsel saat itu sudah di demokratisin sama US. Jadi ga mau pakai ideologi komunis.
Karena perbedaan ideologi itu, akhirnya mereka perang beneran. Yang dimulai tanggal 27 Juni 1950, Korsel menganggap Korut nembak dulu. Tapi Korut juga nganggap Korsel yang nembak dulu.
Awalnya Korut sudah menang banyak sampai tinggal kota Busan saja. Dengan dukungan dari US, Korsel berhasil mukul mundur sampai mau mentok wilayah Korut.
Korut yang dapat dukungan dari Soviet dan China, berhasil merebut wilayahnya lagi sampai ke perbatasan yang dulu dibuat oleh Soviet dan US.
Dan 27 Juli 1953, mereka sepakat untuk gencatan senjata. Libut dulu. Sampai sekarang. Saat dilakukan perjanjian gencatan senjata, Presiden Korsel itu cuma mau menghormati perjanjian itu. Tapi ga mau tanda tangan.
Jadi sekarang, mereka tuh belum baikan. Masih diem-dieman aja. Belum ada perjanjian damai yang serius untuk ditepati.
Jadi wajar, jika sejak aku lahir sampai kemarin sore, Kim Jong Un ancam Korsel. Kim Jong Un ancam US. Adiknya Kim Jong Un, Kim Jo Yong juga udah ikut-ikutan kaya mase. Ngancam-ngancam meluluhratakan Korsel.
Tante Jo Yong ini ga kalah garang dari mas nya. Dia bakalan jadi penerus jika mas nya meninggal.
Tapi cukup. Gitu dulu ya sejarahnya. Sekarang aku mau bahas dampak yang bakal kita rasakan jika Korsel dan Korut jadi lanjut perang.
Yang aku tekankan, dampak ekonominya gaes. Karena aku paling perhaitan dengan ekonomi.
Tahu ga? Tahun 2021, kita itu ekspor 11.267 produk ke Korsel (sini). Bayangkan!! Dari belasan ribu produk itu, berapa juta orang-orang yang terlibat?
Jika jadi perang, mau ga mau, mereka semua kena imbasnya.
Kenyataan paling jelas lah. Ekspor tekstil berkurang drastis gara-gara perang Rusia-Ukraina. Yang kena imbasnya siapa? Para pengrajin kan? Ada berapa ribu tuh yang kena PHK kemarin.
Itu yang di kota. Orang-orang di desa juga banyak yang kena imbasnya.
Pupuk non subsidi, harganya naik 2x lipat. Bayangkan, pupuk yg tadinya 1 karung isi 50kg harganya 400an, sekarang udah jadi jutaan. Ujung-ujungnya, nanti bahan pangan naik juga.
Padahal kebanyakan mereka itu masa bodo dengan perang. Tapi mau ga mau, kena imbasnya.
Satu lagi nih. Bensin. Kalau ini, pasti semua orang merasakan. Sekarang kalau ke SPBU, aku liat yg pertalite antrinya kaya Garaga. Panjang.
Jadi coba amati. Kalian itu terlibat engga dengan produk-produk ekspor? Jika terlibat, segeralah memikirkan opsi kalau-kalau Korut Korsel jadi lanjutin perang.
Karena dampaknya akan sangat luar biasa. Prediksiu lebih parah dari Rusia dan Ukraina. Karena Korsel itu bisa dibilang anaknya US. Jika Korsel diganggu, US pasti akan ikut.
Sementara Korut, itu temennya Rusia. Satu ideologi lagi. Dengan Rusia dan China.
Negara-negara besar ini perang, yo wis. Ibarat Jakarta dan Surabaya tawuran. Kota-kota lain akan ikut terkena dampaknya.
Buat temen-temen pengusaha, Jangan masa bodo. Coba pikirkan apakah usaha kalian memiliki kaitan dengan ekspor?
Jika iya, mulai untuk Anda memikirkan plan B. Misal kembangkan pasar lokal. Jangan ngandelin ekspor doang. Nambah produk lagi yang segmennya pasar lokal.
Buat temen-temen yang bekerja, coba telusuri. Tempat kerja kalian ada kaitan dengan ekspor dan impor atau tidak.
Ga ada salahnya kan kalau kalian mulai memikirkan plan B nya. Ga ada salahnya juga kalau kalian menambah pendapatan di luar jam kerja.
Karena itulah, saya akhirnya membuka kesempatan buat temen-temen yang di Jakarta dan Bekasi. Saya buka secara umum mitra Miwa Decoration. Salah satu usaha saya di bidang penyewaan alat pesta.
Dari sini, nanti saya ajari bagaimana bisa kerja setengah hari, tapi bisa memiliki pendapatan tambahan tiap bulan. Dari ratusan, sampai jutaan rupiah.
Saya juga punya peternakan domba. Buat temen-temen yang memiliki minat budidaya domba, silahkan ke sini dan belajar. Nanti baru kembangkan sendiri di rumah.
Oiya, disklaimer ya. Konten ini tidak untuk menakut-nakuti. Tapi aku ngajak kalian agar tetap waspada dan memiliki opsi kedua.
Saya Maolana
Produk yang lain https://www.ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/ragam-komoditas-potensi-ekspor-ke-korea-selatan/
https://kemlu.go.id/seoul/id/news/11149/perdagangan-indonesia-dan-korea-selatan
https://www.ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/ragam-komoditas-potensi-ekspor-ke-korea-selatan/
https://www.bps.go.id/indicator/8/336/1/neraca-perdagangan-beberapa-negara.html
https://overseas.mofa.go.kr/id-id/wpge/m_2718/contents.do